Culture

Cara Membaca Indikator Intensitas dan Elastisitas Energi (2)

Elastisitas energi didefinisikan sebagai rasio perubahan konsumsi energi terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan definisi tersebut, nilai elastisitas rendah merepresentasikan pertumbuhan ekonomi tinggi yang dihasilkan dari peningkatan konsumsi energi yang tidak signifikan. 

Secara umum, elastisitas energi membantu kita untuk menganalisa:
•  Sensitivitas respon konsumen energi terhadap kenaikan harga energi,
•  Seberapa cepat pasar menanggapi gangguan pasokan energi,
•  Apakah insentif dan subsidi energi terdistribusi secara merata, baik di tingkat pemasok maupun konsumen,
•  Dampak dari pajak dan subsidi energi terhadap anggaran pemerintah/negara,
•  Perubahan permintaan energi seiring dengan pembangunan,
•  Seberapa cepat penetrasi energi terbarukan ke pasar,
•  Dampak kesejahteraan akibat perubahan harga energi dan kebijakan seperti kompensasi langsung dan semacamnya.

Sebagaimana halnya intensitas energi, angka elastisitas energi juga dapat digunakan untuk menilai tingkat efisiensi penggunaan energi di suatu negara. Hanya saja, tidak tepat jika menggunakan elastisitas energi sebagai indikator tunggal efisiensi. Sebabnya, nilai rendah elastisitas energi juga dapat mengindikasikan hambatan perluasan akses energi seperti, misalnya, lambatnya elektrifikasi atau kelangkaan BBM dan elpiji. Makna lainnya adalah pertumbuhan ekonomi yang lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor selain konsumsi energi, atau didominasi oleh sektor non-real.

Sebaliknya, nilai elastisitas energi yang tinggi tak melulu mengindikasikan pemborosan. Peningkatan akses energi modern juga bisa mendorong naiknya angka elastisitas energi. Berjalannya program elektrifikasi daerah serta substitusi bahan bakar rumah tangga ke elpiji adalah contohnya. 

Oleh sebab itu, membaca elastisitas energi untuk menjustifikasi kondisi ekonomi energi, baik dalam skala nasional maupun daerah, harus dibarengi dengan pertimbangan intensitas energi. Saya contohkan hal ini dengan tabel berikut:



Dengan demikian, seyogyanya kita tidak lagi menilai tingkat efisiensi konsumsi energi penduduk di suatu wilayah, hanya dengan berdasarkan angka intensitas atau elastisitas energinya an sich melainkan dengan mempertimbangkan keduanya secara bersamaan.

Tidak ada komentar

Leave a Reply